Misteri Dibalik Kematian Nike Ardilla..?
Pagi
itu, Jl. R.E. Martadinata Bandung terjadi kejadian mengenaskan. Mobil
Honda Genio Civic biru metallic plat D 27 AK menabrak pagar beton bak
sampah. Satu penumpang tewas pukul 06.15 itu. Awalnya Genio itu berusaha
menyalip mobil merah di depannya yang berjalan sangat pelan. Namun
ketika menyalip, dari arah berlawanan muncul mobil Taft melaju kencang,
si sopir langsung menghindari mobil Taft tersebut dan membanting setir
terlalu ke kiri sehingga menabrak pohon dan terpental menabrak pagar
beton bak sampah kantor Usaha Pribadi. Si sopir tewas seketika, 19 Maret
1995. Seandainya dia ”bukan siapa-siapa”, mungkin orang-orang sekadar
menganggapnya sebagai sopir ugal-ugalan yang sedang sial. Namun,
perempuan di balik kemudi mobil naas itu adalah penyanyi yang albumnya
sudah terjual lebih dari 5 juta keping, ya dialah sang Diva Indonesia
Nike Ardilla. Kontan itu membuat heboh masyarakat seantero Indonesia. Di
internet sudah banyak tulisan tentang kisah Nike Ardilla ini. Dan,
kontroversi misteri kematiannya sampai hari ini pun belum tuntas. Apakah
karena Nike dalam kondisi tidak fit atau sampai muncul adanya sabotase
terhadap mobilnya mengingat konon ban mobilnya lebih kecil daripada ban
standar Genio Civic, sampai kini pertanyaan-pertanyaan itu belum
terjawab dengan memuaskan.
Cinta Segitiga Nike-Enno Sigit & Seorang Perwira Muda
Cucu Soeharto, Enno Sigit,
pernah memergoki kekasihnya,Tommy Nasution berkencan dengan Nike
Ardilla. Esoknya beredar kisah kalau Enno menodongkan pistol ke muka
Nike Ardilla. Tetapi sepekan kemudian, anehnya, ketika ia diberitahu
kalau Nike Ardilla ditemukan tewas kecelakaan, Enno yang kemudian
bermukim di London itu menjawab pendek : "Tapi bukan aku lho", Lalu siapa?
Pergunjingan
cucu Soeharto bernama Enno Sigit terlibat dibalik kematin Nike Ardilla
beredar lagi dibalik haul 5 tahun kematian pelantun Seberkas Sinar di
Bandung pekan silam. Ini karena kematian Nike pada 19 Maret 1995 hingga
sekarang tergolong misterius. Inilah yang memicu kasak-kusuk. Bahwa
dibalik kematian Nike Ardilla, sebenarnya tersimpan skandal cinta
segitiga yang sungguh mengerikan antara Nike Ardilla-Enno Sigit dengan
seorang perwira muda. Ditenggarai persoalan skandal inilah yang menjadi
penyebab kematian Nike. Bagaimana kisah skandal itu?
Begini.
Sebelum Nike Ardilla tewas, ia ternyata terlibat skandal asmara dengan
pacar Enno Sigit. Namanya Tommy Nasution, seorang perwira AU yang juga
putra mantan Gubernur Sumatra Utara Khairudin Nasution. Ramon Tommy Benz
sahabat dekat Enno menuturkan, jalinan asmara Enno dengan Tommy
berjalan sekitar 6 tahun. Karena itu, terlalu berani sebenarnya bila
Nike Ardilla merebut Tommy Nasution dari Enno. Namun, nah sial banget
Nike Ardilla. Waktu itu saya dan Enno datang dan lihat sendiri kemesraan
Nike dengan Tommy, Enno memang tidak marah, tetapi dari raut mukanya
jelas ia tidak suka, kata Ramon. Maka, biarpun tak bergejolak,
sebenarnya persaingan Enno dan Nike Ardilla dalam memperebutkan Tommy
Nasution seperti api dalam sekam. Akhirnya kemarahan Enno semakin sulit
dibendung ketika ia mendengar kalau Nike nekat memamerkan Tommy ke
kalangan selebriti di Jakarta. Sebagai cucu Presiden Soeharto (yang
waktu itu masih sangat kuat) adalah aib kalau dipermalukan, apalagi Cuma
urusan cowok. Anehnya, Nike Ardilla terkesan sengaja melecehkan Enno.
Akibatnya pergunjingan cinta segitiga Enno-Nike-Tommy pun menjadi
pembicaraan kalangan selebriti Jakarta.
Maka,
entah benar atau tidak, segera terdengar desas-desus kalau Enno Sigit
habis "mempermak" Nike Ardilla. Tepatnya terjadi di M Club Diskotek,
Blok M Jakarta Selatan. Digambarkan Enno menodongkan pistol ke muka Nike
Ardilla.Kontan sang artis rebah. Pingsan. Ribut-ribut di M Club itu pun
tak pelak lagi jadi pergunjingan dan perdebatan mengenai benar
tidaknya.
Enno Hijrah Ke London
Boleh jadi Nike Ardilla ataupun
Enno Sigit sudah melupakan pertikaian itu. Ini karena Enno harus hijrah
ke London untuk belajar mode. Namun di sinilah anehnya. Saat Enno di
London diberi tahu kalau Nike Ardilla diketemukan tewas menggenaskan di
Bandung, serta merta Enno menjawab cukup aneh : "Tapi bukan saya lho", Lalu siapa? Jawaban itu mengandung sejuta penafsiran.Apalagi dibalik kematian Nike itu pun akhirnya muncul aneka versi.
Versi resmi polisi, tak
diketemukan unsur kesengajaan atau upaya pembunuhan. Sehingga
penyelidikan pun dihentikan. Polisi bilang, tidak ada upaya kesengajaan
penghilangan nyawa seseorang. Yang ada, kecelakaan murni. Kematian Nike
murni dinyatakan sebagai Human Error. Kalau versi desas-desus,
tak pelak lagi mulut-mulut usil pun segera melayangkan tudingan adanya
keterlibatan Cucu Soeharto. Cuma karena waktu itu Soeharto sangat kuat,
maka pers pun tidak berani berspekulasi. Anehnya sejumlah artis yang
pernah menggunjingkannya pun, semuanya ikut tutup mulut.
Lalu apa tanggapan Ibunda Nike ketika Enno Sigit sering disebut-sebut sebagai faktor penyebab kematian Nike? "Iya
banyak yang bilang begitu, tapi itu mungkin sudah taqdir saja. Sudah
takdir Nike begini. Mungkin Ibu terlalu sayang sama dia ya. Mungkin sama
Tuhan diambil dari saya. Sekarang mau gimana,sudah takdir kan?" ujarnya dengan nada rendah dan menangis sesenggukan.
Misteri Hard Top Merah
Yang mencurigakan dibalik
kematian Nike Ardilla yakni munculnya legenda Hard Top merah yang
tiba-tiba memepet mobil Nike. Anehnya versi resmi yang dilansir polisi,
tak ada cerita Hard Top. Yang ada mobil Taft yang melaju dari depan yang
menyebabkan mobil Genio yang dikemudikan Nike terpelanting lalu
menabrak tembok. Bagaimana dengan teka-teki Hard Top yang menurut
sejumlas saksi mata tampak dikemudikan lelaki berambut cepak? Hingga
kini pun misteri Hard Top merah itu masih menjadi teka-teki. Sejauh mana
kemungkinan Enno Sigit berada dibalik kematian Nike Ardilla? Atau
apakah benar saat meninggal Nike itu dalam keadaan mabuk? A Hon,
produser Nike dari Music Plus membantah keras. "Nggak, nggak... Nike tak pernah mabuk"
kata A Hon. Sampai di sini seperti biasa, bila menyangkut megaskandal
keluarga Cendana, tragedi ini pun seperti puisi.Indah tak ada pelaku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar